Peran Generasi Z dalam Mewujudkan Pembangunan Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0
Oleh : Muhammad Hamdi A'li
Hallo sobat kampus! Kalian tau gak sih apa itu generasi Z dan apa peran mereka dalam pembangunan pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 ini? Nah, pada artikel kali ini saya akan menjelaskan apa itu generasi Z dan apa peran mereka dalam pembangunan pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0 ini.
Generasi Z adalah yang lahir dari
tahun 1996 sampai 2010. Generasi ini lahir saat teknologi sedang berkembang
pesat, menginginkan segala sesuatu yang serba instan, kurang ambisi untuk bisa
sukses, sangat cepat beradaptasi dengan teknologi. Generasi Z disebut juga
iGeneration, generasi net atau generasi internet. Generasi ini memiliki
kesamaan dengan generasi Y, tapi generasi Z lebih mampu mengaplikasikan semua
kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan
PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan
kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil generasi Z sudah mengenal
teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap kepribadian mereka.
Generasi Z memiliki karakteristik
yang berbeda dengan generasi-genarsi sebelumnya, seperti, pertama fasih
teknologi. Mereka adalah “generasi digital” yang mahir akan teknologi informasi
dan berbagai aplikasi komputer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang
mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan
maupun kepentingan hidup kesehariannya. Kedua, mampu bersosialisasi dengan
baik. Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua
kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring,
seperti, FaceBook, twitter, LINE, WhatsApp, instagram, telegram atau melalui
SMS. Melalui media ini, mereka bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dan
dipikirkannya secara spontan. Ketiga, ekspresif. Mereka cenderung toleran
dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan. Keempat,
multitasking. Mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang
bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan musik
dalam 2 waktu yang bersamaan. Mereka menginginkan segala sesuatunya dapat
dilakukan dan berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele
dan berbelit-belit. Kelima, Cepat berpindah dari satu pemikiran/pekerjaan ke
pemikiran/pekerjaan lain. Keenam, senang berbagi. Itulah beberapa karakteristik
yang dimiliki generasi Z. Karakteristik tersebut memiliki dua sisi yang
berlawanan, bisa positif yang memberikan manfaat bagi dirinya dan atau
lingkungannya atau justru malah negatif yang dapat merugikan diri sendiri
maupun lingkungannya. Semua itu tergantung kepada individu masing-masing.
Setelah kita mengetahui
karakteristik-karakteristik generasi Z, lalu kita akan mengetahui peranan
generasi Z dalam mewujudkan pembangunan keberlanjutan di era revolusi industri
4.0 khususnya di bidang Pendidikan. Apa saja peran mereka dalam mewujudkan
pembangunan keberlanjutan di bidang Pendidikan pada era revolusi industry 4.0?
sebelum kita membahasnya, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu Revolusi
Industri 4.0?
Revolusi Industri 4.0 adalah tren di
dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber.
Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi
canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik.Konsep
“Industri 4.0” pertama kali digunakan di publik dalam pameran industri Hannover
Messe di kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Dari peristiwa ini juga
sebetulnya ide “Industri 2.0” dan “Industri 3.0” baru muncul, sebelumnya cuma
dikenal dengan nama “Revolusi Teknologi” dan “Revolusi Digital”. Semua revolusi
itu terjadi menggunakan revolusi sebelumnya sebagai dasar. Industri 2.0 takkan
muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin, dan air untuk produksi.
Industri 3.0 intinya mengupgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Jadi,
industri 4.0 juga pasti menggunakan komputer dan robot ini sebagai dasarnya.
Revolusi Industri 4.0 dapat dimanfaatkan untuk mendukung pola berpikir serta
mengembangkan inovasi kreatif dan inovatif dari seluruh segi kehidupan manusia
dengan menggunakan teknologi atau internet.
Pada saat ini, kondisi Indonesia
sedang berada pada masa pandemi Covid 19. Pandemi ini menyebabkan pemerintah
mengeluarkan berbagai kebijakan yang bertolak belakang dengan pola kebiasaan
dan sistem yang di anut dalam kehidupan manusia sehari-hari. Misalnya di bidang
Pendidikan, pemerintah menerapkan kebijakan Home Learning. Generasi Z, misalnya
mahasiswa yang biasanya belajar di kelas, datang ke universitas atau lembaga
institutnya, kini mereka harus belajar di rumah secara online. Kebijakan ini
diterapkan untuk memutus rantai penyebaran virus covid 19.
Di era Revolusi Industri 4.0 ini,
tidak menjadi masalah yang besar lagi untuk kita supaya tetap bisa belajar
karena kemajuan teknologi saat ini yang semakin canggih. Mahasiswa dapat
belajar secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan atau google classroom.
Mahasiswa memiliki peranan penting dalam mewujudkan pembangunan keberlanjutan
Pendidikan di era revolusi industri 4.0 ini. Mahasiswa juga memiliki peranan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh
mahasiswa. Keempat peran ini adalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh mahasiswa.
Pertama sebagai Agent of Change.
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap kondisi bangsa. Dari
segi Pendidikan, masih banyak rakyat Indonesia yang berada di daerah plosok
desa yang belum mendidikan yang layak. Apalagi dalam kondisi seperti sekarang
ini, dimana kita diharuskan belajar secara virtual sementara teknologi yang
berada di desa belum secanggih teknologi yang berada di kota-kota. Untuk itu
mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membuat perubahan terhadap
bangsa ini melalui Pendidikan dengan menyamaratakan teknologi yang ada di
setiap daerah.
Kedua, sebagai Iron Shock. Iron
stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan idealisme
yang dimiliki membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. Tentunya di dalam menjalankan peran ini mahasiswa
harus memiliki skill yang di dapat dari pengalaman organisasi di kampus dan
mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat
dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik kedepan untuk mewujudkan
pembangunan keberlanjutan Pendidikan bangsa Indonesia ini.
Ketiga, Social Control. Mahasiswa
berperan dalam melakukan kontrol ketika melihat adanya gejala yang tidak baik
di tengah-tengah masyarakat. Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah
yang bertentangan dengan undang-undang dan merugikan masyarakat. Namun cara
seperti apa yang tepat untuk melakukan kontrol sosial, itu dikembalikan kepada
diri masing-masing mahasiswa.
Keempat, Moral Force. Mahasiswa
memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dimulai dari
kesadaran diri masing-masing mahasiswa akan pentingnya peran mereka dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Mahasiswa harus berperan aktif dalam sistem
pendidikan yang ada, ikut memberikan pendapat dan sanggahan. Dalam meningkatkan
mutu pendidikan, seorang mahasiswa tidak hanya mementingkan bidang akademik
saja, bidang non akademik juga menjad pendorong mutu pendidikan, seperti :
kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan karya tulis ilmiah, keaktifan dalam
berorganisasi. Karena dalam non akademik tersebut, mahasiswa akan memperoleh
pengalaman yang tidak didapatkan dari bidang akademik. Selain itu, mahasiswa
harus mensosialisasikan akan pentingnya pendidikan pada masyarakat yang kurang
mengenyam Pendidikan.
Di era Revolusi Industri 4.0 ini,
teknologi sudah semakin canggih tetapi belum tersebar merata di Indonesia.
Rata-rata mahasiswa di era ini sudah mahir akan teknologi informasi dan
mengoperasi berbagai aplikasi komputer. Namun tidak semua mahasiswa menggunakan
teknologi tersebut dengan bijak. Oleh karena itu, di era ini mahasiswa
diharuskan memikul empat peran berikut agar dapat mewujudkan pembangunan
keberlanjutan Pendidikan di Indonesia. Yang pertama sebagai agent of change,
yaitu melakukan perubahan kondisi bangsa. Kedua, sebagai iron shock, dimana
mahasiswa harus tangguh dan memiliki skill. Ketiga, sebagai social control,
maksudnya mahasiswa harus bisa mengontrol suatu kondisi permasalahan pendidikan
yang ada di tengah-tengah masyarakat. Dan yang terakhir moral force, mahasiswa
harus bermoral, aktif, memiliki kesadaran akan meningkatkan mutu pendidikan
serta ikut serta dalam memberikan pendapat, sanggahan dan solusi.
Komentar
Posting Komentar